PA Probolinggo Menyaksikan Pagelaran Wayang Kulit dalam Rangka HUT MARI ke 78 secara Virtual
Pengadilan Agama Probolinggo mengikuti Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Peringatan HUT Mahkamah Agung RI ke-78 secara virtual pada Jum’at, 25 Agustus 2023. Bertempat di Ruang Lobby PA Probolinggo, acara tersebut diikuti oleh Wakil Ketua PA Probolinggo (Bapak Mashudi, S.Ag.), beserta para Hakim (Bapak Ahmad Hidayatul Akbar, S.H.I., M.H. dan Bapak Rifqi Kurnia Wazzan, S.H.I., M.H.), Panitera (Bapak Drs. Masyhudi, M. H.E.S.), Sekretaris (Ibu Nafis Machfiiyah, S.Ag., M.H.) beserta seluruh Panitera Muda dan perwakilan staf PA Probolinggo. Acara tersebut diikuti oleh seluruh satuan kerja peradilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama di empat lingkungan peradilan di seluruh Indonesia serta disiarkan secara virtual baik melalui Zoom Meeting maupun di Kanal Youtube Mahkamah Agung RI.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Mahkamah Agung RI serta Pembacaan Do’a Bersama. Acara kemudian dilanjutkan dengan Kata Sambutan Pembuka oleh Ketua Mahkamah Agung RI, Y.M. Prof. Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H. dengan menyampaikan beberapa pencapaian dan terobosan yang telah dilakukan Mahkamah Agung RI dalam rangka percepatan pembangunan pengadilan modern, guna mempercepat transformasi hukum di Indonesia serta pelayanan peradilan super prima bagi masyarakat selaku warga peradilan. Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi serah terima wayang secara simbolis kepada empat dalang yang bertugas dalam acara tersebut, yakni Ki Dalang Dr. Yanto S.H (Panitera Muda di MA), M.H, Ki Dalang MPP Bayu Aji, Ki Dalang Sri Kuncoro Brimob (Anggota Polri) dan Ki Dalang Harso Widisantoso (anggota TNI AL). Dalam agenda tersebut juga dilaksanakan Penyerahan Penghargaan Rekor MURI kepada Ketua Mahkamah Agung RI, Y.M. Prof. Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H., untuk acara Pagelaran Wayang Kulit yang disaksikan secara virtual dengan penonton virtual terbanyak.
Pagelaran Wayang Kulit kali ini mengangkat tema “Semar Mbangun Khayangan”, dimana dalam pengantar pagelaran disebutkan bahwa maksud dari “Mbangun Kahyangan” bukanlah “membangun istana megah’ melainkan “membangun atau mengembalikan sikap pemimpin untuk berorientasi pada rakyatnya”. “Pemimpin harus memiliki rasa asah, asih, asuh. ngopeni (mengurus) dan mengayomi (melindungi). agar tercipta negara makmur adil sejahtera dan sentosa, gemah ripah loh jinawi” ujar Ketua Mahkamah Agung RI, Bapak Y.M. Prof. Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H. dalam kata sambutannya. Adapun tokoh Semar dalam lakon wayang kulit ini merupakan representasi dari “wong cilik” atau rakyat jelata yang berusaha mengembalikan sifat pemimpin yang berkeadilan dan peduli terhadap nasib masyarakatnya.
Selama Pagelaran Wayang tersebut berlangsung, para penonton (baik yang menyaksikan secara langsung maupun secara virtual) dimanjakan dengan keindahan dan keajaiban dari baying-bayang wayang kulit yang dikemas secara apik oleh Empat Dalang yang bertugas pada acara tersebut. Penyampaian kisahnya dikemas dengan ringan, dikemas dengan bahasa yang ringan dan jenaka namun sarat akan nilai-nilai keteladanan dan nilai moral yang masih relevan untuk generasi masa kini. Tak lupa beragam doorprize juga disajikan di akhir pentas sebagai kenang-kenangan dalam peringatan Hari Jadi Mahkamah Agung RI ke-78 ini. Wakil Ketua PA Probolinggo, Bapak Mashudi, S.Ag., menyatakan bahwa Pagelaran Wayang Kulit ini, selain menghibur dan sarat makna, juga sebagai salah satu upaya melestarikan dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada generasi masa kini. Para
Berita Terkait: